Udara Global
Sabtu,
19 Oktober 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 108 Kali
Kipas angin tangan sering terlihat digunakan oleh beberapa Peserta Didik (PD). Kipas angin listrik di kelas tidak mampu mendinginkan suhu di kelas mereka. Apalagi saat matahari sedang bersinar cerah tanpa dihalangi awan.
Sejumlah kipas angin listrik tambahan diadakan oleh PD di kelas itu. Suatu upaya mandiri untuk membuat kelas lebih sejuk. Tidak jarang ada PD menggunakan kipas angin listrik yang portable. Bisa dibawa tanpa kabel. Kelemahannya, dia bisa membuat meringis karena daya baterainya habis.
Itu gambaran suhu kelas secara umum untuk pembelajaran. Setiap hari, pembelajaran berlangsung dari pagi sampai pukul 16.00, kecuali pada hari Jumat sampai pukul 11.30. Sambil berjuang menuntut ilmu, PD juga berjuang berdamai dengan suhu.
Suatu hari, orang tua PD diundang untuk datang ke sekolah. Mereka masuk dan duduk di kelas anak-anak mereka masing-masing. Seorang Ayah merasa heran. Mengapa suhu kelas panas sekali. Sepertinya dia tidak percaya, PD dan guru bisa bertahan di kelas itu. Guru rata-rata hanya 90 menit berada di kelas itu. PD menghabiskan waktu 8,5 jam sehari!
Merasakan keadaan seperti itu, laki-laki murah hati itu langsung membelikan 2 kipas angin listrik dengan tiang berdiri sehari kemudian.
Kegiatan saat itu adalah pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pemimpin pembelajarannya seorang guru Biologi. Isu yang dibahas berkaitan dengan panas. Panas yang dirasakan manusia di seluruh dunia. Udara sebagai media penyebaran panas. Udara yang membungkus planet bumi.
PD sedang berfikir bersama teman-teman mereka. Mereka mencari solusi dengan mengenali apa penyebab pemanasan global.(aa)