Gaya Pemimpin
Jum'at,
25 Oktober 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 105 Kali
Kelas calon pemimpin pagi itu dimulai dengan doa. Doa menurut Agama Islam. Semua peserta Didik (PD) dan Guru beragama Islam di kelas itu. Didampingi seorang guru Sosiologi, PD membaca Al Quran Surat Al Fatihah dan beberapa Surat di akhir mushaf Al Quran.
Mereka melanjutkan dengan membaca doa untuk orang tua. Arti doa itu, “Ya Tuhan ampunilah dosa saya dan orang tua saya. Berikanlah keduanya kasih sayang sebagaimana mereka memberikan kasih sayang kepada saya di waktu kecil.” Mereka menutup doa dengan memohon kebaikan di dunia dan akhirat.
Layar proyektor sudah menyala sebelum pembacaan doa. Di papan tulis, terlihat satu slide tentang tema yang dipelajari saat itu. Mengawali pembelajaran setelah berdoa, guru itu mengucapkan salam dan menanyakan kepada PD apakah mereka sudah sarapan. Seperti paduan suara, mereka menjawab tanpa beban, “Belum!”
Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)merupakan pembelajaran saat itu. Temanya adalah Suara Demokrasi. Topik yang dipilih tentang kepemimpinan. Dalam pembukaan pembelajaran, guru itu mengenalkan jenis-jenis kepemimpinan.
Umumnya jenis atau gaya kepemimpinan ada dua: otoriter dan demokratis. Gaya yang pertama adalah jenis kepemimpinan yang pemimpinnya mengambil keputusan sendiri tanpa kompromi. Yang kedua, seorang pemimpin melakukan kesepakatan dalam membuat suatu keputusan.
PD di kelas itu sebagai calon pemimpin masa depan. Gaya kepemimpinan mereka tidak cukup dengan menggunakan dua jenis kepemimpinan itu. Mereka perlu melengkapi gaya kepemimpinan secara religius. Doa-doa perlu mereka panjatkan saat mereka memimpin. Tanggung jawab terhadap yang dipimpin akan dilihat Tuhan mereka di dunia dan akhirat.(aa)