Penonton VVIP
Minggu,
27 Oktober 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 67 Kali
Pencahayaan di kelas itu bagus sekali. Letaknya di lantai dua. Cahaya dari kiri dan kanan kelas bisa masuk dengan leluasa. Dengan cahaya itu, suasana kelas menjadi ceria. Peserta Didik (PD) tampak tidak memiliki kendala. Mereka menikmati pembelajaran yang terencana.
Ditambah lagi pembelajaran saat itu dipimpin oleh seorang guru dengan energi prima. Langkah-langkah kakinya ringan menuju PD untuk membantu mereka. Suara kerasnya membuat PD mudah memahami instruksinya. Kertas-kertas kecil dibagikan kepada PD untuk mengungkapkan pendapat mereka.
Satu kelompok PD mendapatkan giliran memaparkan suatu tema. Mereka berbagi tugas dalam pemaparannya. Seorang PD menjadi moderator. Yang lain mengerjakan perintah pemimpin acara. Seorang PD yang lain menjadi operator tayangan secara sukarela.
Suara pembicara berbeda-beda. PD sebagai pendengar tidak sabar saat suara pembicara kurang nyaring. Satu di antara mereka mengingatkan, “Suara tidak terdengar!” Seperti tidak mendengarkan peringatan itu, sang pembicara terus saja menyampaikan pendapatnya. Beruntung, pembicara selanjutnya bersuara lantang. Suaranya jelas terdengar.
Begitulah dinamika kelompok. Setiap anggota kelompok saling melengkapi kekurangan anggota lainnya. Yang terlihat kelompok itu berhasil melaksanakan tugas dengan baik.
Semua PD sebagai penonton duduk di kursi masing-masing. Mereka menunjukkan reaksi berbeda-beda. Ada yang serius dengan menuliskan catatan di kertas kecil. Ada juga yang main-main.
Ada yang tidak biasa saat kelompok itu menyampaikan paparan. Satu orang berdiri di belakang kelas. Dia tidak hanya memperhatikan paparan, tetapi dia juga membuat catatan-catatan. Dia tampak sangat serius mengamati pemaparan kelompok itu. Dia adalah seorang guru Geografi. Dia seperti penonton VVIP tetapi dia tidak duduk di kursi.(aa)