Menjadi Bintang
Senin,
11 Nopember 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 116 Kali
Peserta Didik (PD) menikmati pembelajaran di kelas mereka suatu pagi. Pagi itu mereka dipimpin oleh mahasiswa yang sedang praktik menjadi guru. Ada dua mahasiswa membersamai PD. Suasana di kelas itu tampak ceria. PD dan guru praktik itu sedang menonton video. Sebagian besar PD terlihat serius dan tertarik menonton video.
Video tentang apa itu?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada analisis mengapa PD diberikan tugas membuat video. Apakah tugas itu berat atau ringan untuk dikerjakan oleh PD? Apakah diperlukan biaya besar untuk membuat video? Apakah alat-alat untuk membuat video sudah tersedia? Apakah waktunya cukup untuk menyelesaikannya?
Pertanyaan-pertanyan itu akan muncul jika waktu pembuatan video dilakukan lebih dari 30 tahun yang lalu. Saat itu, guru tidak akan meminta PD untuk membuat video. Membuat video itu merupakan pekerjaan besar. Peralatannya mahal. Hampir semua PD bahkan guru tidak memiliki alat perekam video. Alat yang ada saat itu bernama handycam. Media penyimpanannya masih menggunakan pita. Durasi waktu merekam juga terbatas pada pitanya. Setelah perekaman selesai, video perlu ditransfer ke komputer. Waktu transfer sama dengan durasi pita. Video yang sudah masuk ke Personal Computer kemudian bisa disunting.
Dalam pembelajaran di kelas itu, guru-guru praktik itu dan PD memiliki usia yang tidak jauh beda. Sekitar 5 tahun. Mereka hidup di zaman yang sama. Zaman digital. Era telepon pintar. Banyak pekerjaan bisa dikerjakan di telepon pintar. Termasuk pembuatan video. Telepon pintar dilengkapi kamera perekam video. Aplikasi penyunting video juga tersedia baik yang gratis atau berbayar.
Membuat video menjadi tugas yang biasa. Hampir semua PD bisa melakukannya. Bahkan mereka bisa menjadi pemeran dalam video itu. Mereka sendiri bisa menjadi bintang dalam lakon ceritanya.(aa)