Empat Satu

Jum'at, 22 Nopember 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 117 Kali

Rombongan belajar di suatu kelas akan tampil di acara besar. Acara tingkat sekolah. Perayaan karya Projek Penguatan Profil Pancasila (P5). Peserta Didik (PD) sedang latihan menari kolosal. Tari yang diikuti oleh seluruh warga kelas itu.

Seorang guru Ekonomi memimpin pembelajaran saat itu. Guru itu memantau jalannya latihan. PD duduk berbaris tiga saf. Saf pertama dan ketiga diisi PD perempuan. PD laki-laki menempati saf tengah. Mereka membentuk saf di tengah kelas. Meja kursi disusun di pinggir kelas. Mereka bisa memaksimalkan ruang dengan baik.

Mereka berlatih tarian dari daerah Aceh. Gerakannya perlu kekompokan dari seluruh penari. Gerakannya perlu keserasian. Satu orang saja melakukan kesalahan, tarian itu akan rusak. Tarian harus dihentikan. Mereka mengulang lagi dari awal.

Diperlukan waktu cukup lama untuk menjadikan gerakan yang padu. Jika ada satu orang salah gerakan, yang lain menggerutu. Saat gerakan mereka semua benar, suasana menjadi seru. Ketika ada kesalahan lagi terjadi, seakan mereka menemukan jalan buntu. 

Gerakan serempak itu tak kunjung terjadi. Gerakan-gerakan itu berdasarkan instruksi. Sepertinya penari bingung perintah mana perlu diikuti. Ada empat orang berdiri. Mereka mengarahkan para penari. Para penari sudah hampir frustasi.

Guru itu melihat ada yang harus dilakukan segera. Kepemimpinan latihan saat itu perlu ditata. Empat pemimpin membuat para penari merana. Pemimpin kegiatan itu harus satu orang saja. Format satu pemimpin itu harus segera dicoba. 

Seorang pemimpin tampak memberikan instruksi dengan penuh wibawa. Para penari bisa mengikuti perintahnya secara bersama-sama. Mereka berhasil melakukan gerakan yang membuat penonton bangga.(aa)