Walikota Junior
Sabtu,
23 Nopember 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 105 Kali
“Apa yang akan Anda lakukan, jika Anda menjadi Walikota?”, tanya seorang guru kepada Peserta Didik (PD) di kelasnya. Guru Bahasa Indonesia sedang memimpin pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Temanya Suara Demokrasi.
Diberikan tantangan untuk menjadi Walikota, perwakilan PD tidak gentar. Mereka menyiapkan visi misi sebagai Walikota muda. Pemikiran mereka bebas. Kekritisan mereka juga muncul. Mereka tidak punya beban pencalonan sebagai Walikota. Mereka tidak perlu mencari dukungan partai.
Mereka tidak perlu menyiapkan dana untuk kampanye.
Mereka hanya berfikir bagaimana roda pemerintahan dijalankan. Bagaimana rakyat dilayani. Bagaimana kepentingan mereka sebagai anak muda diutamakan. Bagaimana suara anak muda bisa bermakna.
Seorang PD tampil pertama. Penampilannya mengesankan. Percaya diri. Suaranya lantang. PD yang berjilbab itu menyampaikan visi misinya. Kalimat-kalimatnya tertata. Ide-idenya kekinian.
Penampilan berikutnya, seorang PD menyampaikan visi misinya. PD yang berjilbab dan dan berkaca mata itu tidak kalah mengesankan. Suaranya juga lantang. Ada bagian dari pernyataannya seperti puisi. Kota yang ditinggalinya bukan hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga kota impian jutaan penduduknya.
Kedua calon Walikota itu bisa menyampaikan pesan layaknya calon Walikota sebenarnya.
Kalau saja mereka bisa mendaftarkan sebagai calon Walikota sebenarnya, tentu saja mereka sudah siap. Setidaknya mereka sudah bisa berbicara di depan umum. Mereka sudah siap memotivasi rakyat untuk memajukan negara. Mereka siap mendengarkan aspirasi rakyat.
Bisa jadi Walikota yang sudah menjabat, belum pernah berpidato sebagai calon Walikota saat masih sekolah. Sebaliknya, PD tersebut sudah pernah berpidato sebagai calon Walikota di kelas walaupun mereka belum pernah menjadi Walikota.(aa)