Sampai di terminal Alam heran. Terminalnya berada di bawah pertokoan. Mobil-mobilnya kecil-kecil. Tidak terlihat bus-bus besar. Di mana bus besar jurusan Miri. Tidak tampak petugas yang bisa ditanyai.
Saat ingin mencari informasi, Alam mendengar beberapa orang berbicara bahasa Jawa. Seperti di terminal Bungurasih Surabaya saja. Alam bertanya kepada mereka. Benar, mereka orang Jawa. Sudah beberapa tahun di Brunei Darussalam. Bukan hanya diberi tahu di mana terminalnya, Alam bahkan diantarkan ke terminal itu.
Dunia memang sempit. “Bertemu orang Jawa di mana-mana,” kata Alam dalam hati.
Seakan tidak percaya ketika sampai di terminal itu, Alam tidak mendapati ada atap terminal. Tidak ada tempat duduk untuk menunggu. Tidak ada tempat parkir bus. Adanya hanya sebuah pohon di pinggir jalan. Sama sekali tidak terlihat wajah terminal bus.
Itu adalah terminal bus internasional. Bus antarnegara. Terminal bus di negara kaya.
Ketidakyakinan Alam sirna, ketika beberapa calon penumpang mulai berdatangan. Mereka juga menunggu di bawah pohon itu. Anehnya lagi, calon penumpang itu kebanyakan orang Jawa juga.
Dunia memang sempit untuk orang Jawa.
Tidak lama kemudian, ada bus DAMRI datang. Bus itu berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Bus tiga negara. Rutenya Pontianak, Sarawak, dan Brunei. Bus itu berhenti dan menurunkan penumpang di pinggir jalan MC Arthur, tidak jauh dari tempat Alam menunggu.
Jalan itu berada di pinggir sungai Brunei. Di situ dibangun Water Front Brunei. Ada bangunan menghadap sungai. Gunanya untuk menampung tamu dalam acara yang diadakan di sungai.
Tempat parkir luas. Ada musholla di dekat tempat parkir. Ukurannya tidak terlalu besar. Kualitasnya biasa. Tidak terkesan mewah. Alam menyempatkan sholat Dhuhur dan Ashar di situ.
Penumpang yang turun kebanyakan wanita dari Indonesia. Sepertinya mereka bekerja di Brunei. Mereka dijemput dengan mobil-mobil. Mungkin mereka majikan para pekerja.
Duduk di bawah pohon, Alam menunggu kedatangan bus jurusan Miri. Matahari bersinar cerah. Suhu terasa gerah. Hatinya dilanda resah. Kulit tubuh agak basah. Dia mulai berkeluh kesah. Bibirnya mulai mendesah.
“Betulkah bus jurusan Miri akan datang ke tempat ini? Apakah betul ini Terminal Bus Internasional? Apakah bus bisa mengantar ke Miri tepat waktu? Apakah saya bisa sampai bandara Miri tepat waktu juga?” tanya Alam dalam hati.(aa)
Bersambung.
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah…
Copyright © 2017 - 2025 SMA Negeri 8 Balikpapan All rights reserved.
Powered by sekolahku.web.id