SMA Negeri 8 Balikpapan

Jl. AMD Gunung Empat RT. 14

Unggul, Asri, dan Kreatif

Jadwal Televisi

Selasa, 31 Desember 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 121 Kali

Alam mulai merasa tenang. Dia berusaha mencari solusi. Dia menganalisis data-data jadwal penerbangan. Penerbangan ke Pontianak hanya ada satu kali. Besok sore. Kalau sore dia baru sampai di Pontianak, dia akan tertinggal pesawat ke Balikpapan. Penerbangan ke Balikpapan hanya sekali di siang hari.

Jika dia ambil penerbangan besok sore, dia harus menginap lagi dua malam. Sekali di Miri dan kedua di Pontianak.

Itu bukan pilihan yang baik.

Kemudian dia mengecek penerbangan besok pagi. Ada dari Miri ke Kuching. Tetapi jamnya terlalu dekat dengan penerbangan dari Kuching ke Pontianak. Terlalu riskan memilih penerbangan ini.

Alternatif kedua merupakan pilihan lebih baik. Tetapi konsekuensinya Alam bisa tertinggal pesawat lagi jika pesawat dari Miri terlambat.

Belum menemukan jadwal penerbangan, Alam harus berfikir lagi. Bagaimana dengan uang untuk membeli tiket? ATM Alam tidak bisa dipakai di luar negeri. ATMnya diterbitkan oleh bank lokal.

Harapan lainnya muncul. Alam juga membawa ATM milik istri. Itu kebiasaan instrinya. Saat hendak pergi jauh, istrinya memberi “sangu” kepada Alam berupa ATM yang bisa dipakai di luar negeri.  Tetapi Alam lupa PINnya. Dia tidak ingin istrinya tahu yang dia hadapi. Nanti istrinya panik. 

Alam mencoba menelpon anak perempuannya. Ternyata uang di rekeningnya juga tidak cukup untuk membeli tiket pesawat dan biaya hotel. Alam pesan kepada anaknya agar dia tidak memberi tahu mamanya.

Anak Alam tidak bisa diajak kompromi. Istri Alam menelpon dengan panik mengapa Alam ketinggalan pesawat. Walaupun demikian istrinya memberikan PIN ATM itu. Satu masalah selesai.

Saat mulai lebih tenang lagi, Alam secara tidak sengaja melihat jadwal penerbangan di layar televisi. 

Dia mengamati jadwal penerbangan. Ternyata masih ada satu penerbangan pukul 12 malam itu juga dari Miri ke Kuching. Alam tidak percaya ada penerbangan dalam negeri di tengah malam. Dia lihat lagi jadwal itu. Jadwalnya betul. 

Untuk meyakinkannya, Alam bergegas ke loket penjualan tiket yang masih buka. Ternyata jadwal itu benar. Pembayarannya harus tunai. 

Mesin ATM di ruang tunggu masih bersahabat. Bisa tarik tunai. Tiket pesawat dan hotel di Kuching beres.

Malam itu, Alam benar-benar bisa terbang ke Kuching, Ibu Kota Sarawak. Walaupun tengah malam, penumpang pesawat itu hampir penuh. Satu jam penerbangan, Alam sampai di Kuching. Pukul 01.00 dini hari, Alam mendarat.

Apakah masih ada taksi di pagi buta itu? Apakah aman naik taksi di saat sepi dan gelap seperti itu. Apakah hotel yang dia pesan masih buka?(aa)

Bersambung.

 

  1. TULISAN TERKAIT
...

Drs. Ali Arham, M.Pd

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah…

Selengkapnya

KATEGORI