SMA Negeri 8 Balikpapan

Jl. AMD Gunung Empat RT. 14

Unggul, Asri, dan Kreatif

Strategi Jitu

Rabu, 08 Januari 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 63 Kali

Rombongan Belajar (Rombel) merupakan istilah populer dalam dunia pendidikan. Rombel juga disebut satuan kelompok Peserta Didik (PD) di satuan pendidikan atau sekolah. Bisa juga Rombel digambarkan sebagai PD yang ada dalam satu kelas.

PD dalam satu Rombel memiliki jumlah tertentu. Tergantung tingkat sekolahnya. Jumlah PD di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 36 orang. Atau bisa kurang dari itu.

Dalam Rombel, PD menjalankan roda “pemerintahan” layaknya suatu “negara”. Mereka memiliki pemimpin dan yang dipimpin. Penentuan pemimpin melalui mekanisme demokrasi. “Pemilihan Umum” untuk menentukan pemimpin juga dilaksanakan. 

Susunan “kabinet” kelas terdiri atas Wali Kelas, Ketua Kelas, Wakil Ketua Kelas, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa seksi. Mereka bertugas untuk mengelola kepentingan kelas.

Pijakan hukum mereka dalam menjalankan tugas adalah kesepakatan kelas. Mereka membuat beberapa kesepakatan untuk dilaksanakan di kelas mereka. Filosofi kesepakatan mereka berbasis disiplin positif. 

PD yang tidak mematuhi kesepakatan disepakati untuk melakukan hal-hal positif. Dihindarkan kesepakatan yang bersifat hukuman negatif.

Satu di antara kesepakatan itu biasanya berupa penghimpunan dana. Untuk menjalankan roda “pemerintahan” kelas diperlukan dana. Sumber dana berasal dari mereka sendiri. Mereka bersepakat tentang jumlah dan waktu pengumpulannya.

Mereka memiliki Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Kelas (RAPBK). Anggaran Pendapatan berasal dari mereka. Anggaran Belanja ditentukan mereka sendiri. Mereka akan berbelanja sesuai kepentingan kelas.

Tantangan terbesar RAPBK adalah Anggaran Pendapatan. Biasanya pengumpulan pendapatan tidak selalu mulus. Dengan berbagai alasan, ada sejumlah PD yang belum menjalankan kesepakatan.

Berbagai upaya sudah dilakukan agar semua PD menjalankan kesepakatan. Upaya itu tidak selalu berhasil. Mereka menyampaikan berbagai alasan mengapa mereka belum melaksanakan kesepakatan.

Pengurus kelas punya “senjata” pamungkas. Mereka menggunakannya sebagai suatu strategi. Strategi mereka dijalankan pada momentum yang pas. Saat orang tua datang ke kelas, mereka melancarkan strategi. 

Beberapa pengurus kelas duduk manis di samping Wali Kelas. Mereka “mendampingi” Wali Kelas saat penyampaian laporan hasil belajar. Setelah Wali Kelas melaksanakan tugas, mereka mulai beraksi. Mereka minta bantuan orang tua agar anaknya melaksanakan kesepakatan. Strategi jitu mereka membuahkan hasil. Anggaran Pendapatan mereka bisa dicapai sesuai harapan.(aa)

 

  1. TULISAN TERKAIT
...

Drs. Ali Arham, M.Pd

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah…

Selengkapnya

KATEGORI