Mencintai Alam

Sabtu, 15 Maret 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 123 Kali

Dua hari sebelum bulan puasa, sejumlah Peserta Didik (PD) berpartisipasi dalam pembersihan lingkungan. Lokasinya tidak jauh dari sekolah. Di sebuah jalan yang salah satu sisinya ada hamparan hutan mangrove. Hutan itu terhampar 25 hektar dari tempat itu sampai halaman sekolah. Hutan itu telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi mangrove.

PD itu tidak sendiri. Hampir semua unsur pemerintahan setempat terlibat. Saat itu “pangkat” mereka sama. Sama-sama membersihkan lingkungan di kawasan itu dari sampah. Sampah yang “belum dicintai” oleh penghuni bumi. Sampah yang masih terlantar di sekitar kawasan itu.

“Pasukan sampah” dadakan saat itu dibekali peralatan sederhana. Ada sarung tangan, cangkul, dan kantong sampah. Mereka menempatkan sampah di kantong sesuai kelompok organik dan non organik. Warna kantong sampah juga dibedakan sesuai kelompok. 

Para pasukan itu hampir memenuhi sisi pinggir jalan. Mereka secara bersama-sama bergerak untuk mengidentifikasi apa saja yang terserak. Saat menemukan sampah yang tidak bisa terurai secara alami, mereka memasukkannya ke kantong non organik. Petugas pembawa kantong siaga untuk menampung sampah sesuai kategorinya.

Saat itu sampah seperti mendapatkan berkah. Semua orang yang ada di kawasan itu “menghormatinya”. Mereka memperlakukannya dengan penuh perhatian. Mereka menempatkan sampah itu dengan “layak”. Andaikan mereka bisa melakukannya setiap saat, pasti sanpah-sampah itu “bahagia”.

Kegiatan seperti itu dilakukan setahun sekali. Itu masih lebih baik dari pada tidak dilakukan sama sekali. Itu bukti bahwa mereka masih peduli dengan alam. Dan, itu juga bukti bahwa mereka masih mencintai alam.(aa)