Keringat Sehat

Minggu, 16 Maret 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 90 Kali

Sebuah hadiah diberikan kepada sekolah. Sebuah gerobak sampah siap pakai bisa dibawa ke sekolah. Lokasi pemberian hadiah dengan sekolah sejauh satu setengah kilometer. Dua puluh menit jalan kaki. Bagaimana membawa gerobak itu sampai ke sekolah?

Pemberian hadiah itu bertepatan dengan peringatan hari yang berkaitan dengan lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota dan Provinsi menjadi “tuan rumah” acara itu. Lokasi kegiatannya tidak di kantor mereka. Letaknya di Jalan Alam Baru atau sering dikenal sebagai Jalan Baru Balikpapan. 

Sebagian sisi ruas jalan itu ditumbuhi pohon mangrove. Kawasan itu dijadikan areal konservasi hutan mangrove seluas 25 hektar. Sebagian sisi jalan yang lain ditempati beberapa perusahaan yang memerlukan akses ke pantai Teluk Balikpapan untuk transportasi laut. Perusahaan-perusahaan itu terkait dengan minyak, gas, dan konstruksi.

Beberapa perusahaan diundang dalam kegiatan itu. Di antaranya Kilang Pertamina Balikpapan (KPB). Perusahaan itu berada di Balikpapan dan bertugas untuk menyelesaikan pembangunan kilang minyak Balikpapan melalui proyek yang bernama Refinery Development Master Plan (RDMP). Kilang Pertamina Balikpapan akan menjadi penghasil produk minyak terbesar di Indonesia.

KPB berada di pantai Teluk Balikpapan. Kawasan di sekitar KPB menggunakan istilah ring atau lingkaran. Kawasan mangrove sampai sekolah termasuk Ring 1. KPB memiliki komitmen untuk memberikan sumbangsih tertentu kepada masyarakat di kawasan Ring 1. KPB memiliki program edukasi dengan tema tertentu di sekolah-sekolah di kawasan itu. KPB juga memberikan bantuan gerobak sampah untuk beberapa Rukun Tetangga (RT) dan sekolah ini.

Sebuah gerobak telah diserahkan kepada Peserta Didik (PD) dan guru pendamping yang hadir di kegiatan itu. Kemudian timbul pertanyaan bagaimana membawanya ke sekolah. Jaraknya lebih dari satu setengah kilometer. Disepakati, empat orang PD laki-laki mendorongnya ke sekolah. Diperkirakan perlu waktu dua puluh menit untuk sampai sekolah. 

Para relawan mangrove itu mendorong gerobak itu bersama-sama dengan berjalan kaki. Mereka melakukannya di bawah terik matahari. Ketua relawan itu sedang berpuasa sunah hari Kamis. Dia berniat tetap berpuasa. 

Saat sampai di sekolah, mereka terlihat berkeringat. Baju kaos mereka basah. Sang ketua mengaku buka puasa untuk menghindari dehidrasi. Mereka basah dengan keringat sehat.(aa)