Empat pihak bertemu di suatu kawasan konservasi hutan mangrove. Mereka adalah murid-murid dari sekolah ini, guru-guru, kepala lembaga pelatihan guru di provinsi ini, dan mitra dari sebuah kampus dari pulau Jawa.
Kawasan konservasi itu seluas 21 hektar. Ujungnya di sekolah ini. Ujung lainnya di suatu jalan yang cukup besar. Jalan itu banyak dilalui truk-truk pengangkut bahan bangunan. Di beberapa titik, keadaan jalan berdebu. Tetapi, di titik lain keadaan jalan bersih. Di kiri kanannya ada jajaran pohon mangrove.
Di jalan itu, ada gapura dan jembatan untuk menembus hutan konservasi itu. Jembatan itu terbuat dari kayu asli Kalimantan. Kayu Ulin. Terkadang disebut kayu besi. Kayu ini cukup kuat untuk dijadikan pondasi jembatan. Pondasinya tertancap di rawa yang berair laut pasang surut. Di rawa itu tumbuh pohon-pohon mangrove.
Tidak jauh dari gapura, lantai jembatan dibuat tinggi. Ada beberapa anak tangga untuk mencapai lantai tinggi itu. Rancangan lantai tinggi itu dimaksudkan untuk memberikan lintasan transportasi air di bawahnya. Lintasan itu merupakan anak sengai yang menghubungkan rawa itu ke bibir pantai.
Di jembatan itu mereka bertemu dan berinteraksi. Mereka berdiskusi untuk menentukan titik penempatan jaring penahan sampah. Mereka membawa alat ukur meteran. Berapa panjang jaring yang diperlukan. Data itu dibawa personil kampus mitra untuk proses pengadaannya.
Pertemuan beberapa pihak itu tidak terjadi begitu saja. Ada proses untuk mewujudkannya. Proses yang paling utama adalah berkomunikasi. Berbagai informasi dihimpun. Dikoordinasikan. Dikonfirmasi. Satu di antara delapan profil lulusan adalah komunikasi. Murid-murid itu sedang berproses untuk memiliki kompetensi komunikasi yang mereka perlukan setelah mereka lulus nanti.(aa)
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah…
Copyright © 2017 - 2025 SMA Negeri 8 Balikpapan All rights reserved.
Powered by sekolahku.web.id