Apresiasi Kebersamaan

Minggu, 06 Juli 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 45 Kali

Sejumlah guru dan tenaga kependidikan wanita di sekolah ini memiliki ide. Mereka ingin melakukan sesuatu secara bersama-sama. Kebersamaan menjadi landasan untuk mewujudkan ide itu. Mereka berdiskusi secara “senyap”. Tidak terlihat di mana dan bagaimana mereka saling curah pendapat. Diskusi alami tanpa “diancam” instruksi. 

Kesepakatan mufakat telah dicapai tanpa voting. Tahap berikutnya pelaksanaannya. Mereka berlatih. Ada perubahan pola saat berlatih. Tidak masalah bagi mereka terhadap perubahan. Perubahan untuk menjadi lebih baik. Mereka berlatih lagi. Terus dan terus berlatih.

Merasa sudah cukup latihan, mereka “mendeklarasikan” sebuah grup tari: Gulatif Dancer.

Kelompok tari itu awalnya hanya ingin tampil di lingkungan sekolah. Mereka sudah tampil beberapa kali di sekolah. Penampilan mereka mendapatkan sambutan hangat dari penonton. Tetapi penonton sepertinya ingin lebih dari itu. Untuk penampilan “sekelas” itu, mereka layak tampil di panggung yang lebih besar di luar sekolah.

Permintaan pertama dilakukan oleh orang tua murid. Mereka mengundang grup tari spontan itu untuk tampil di acara syukuran kelulusan putra-putri mereka. Acaranya dilaksanakan di sebuah gedung yang panggungnya sangat luas. Mereka bisa melakukan kreasi mereka dengan sangat memukau. Diiringi tata suara yang memadai dan dihiasi lampu-lampu kelap-kelip, tarian mereka mampu membuat penonton bersorak gembira.

Dari penampilan itu, ada salah satu pejabat yang hadir dan menyaksikan mereka. Pejabat itu kemudian mengundang grup tari yang semuanya wanita itu untuk tampil di acara kantornya di suatu gedung. Itu merupakan apresiasi atas kekompokan dan kebersamaan mereka.(aa)