Mengaplikasikan Kemandirian

Jum'at, 12 September 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 17 Kali

Proses pembelajaran Kurikuler yang terjadwal sudah usai sore itu. Sebagian besar Murid dan guru sudah berangsur pulang. Waktu belajar utama dan jam kerja memang sudah usai. Saat yang tepat untuk pulang. Kebanyakan dari mereka ingin segera sampai di rumah untuk istirahat.

Tetapi sejumlah Murid ini masih belum pulang. Mereka melakukan kegiatan di suatu sudut lapangan upacara. Jumlah mereka belasan. Laki-laki dan perempuan. Pakaian mereka tidak seragam. Kegiatannya memang belum formal. Pakaian yang membuat mereka nyaman menjadi pilihan.

Lokasi mereka berkegiatan di dekat pohon-pohon mangrove. Mereka menghadap ke arah pohon-pohon itu. Biasanya pepohonan itu menjadi latar belakang berbagai kegiatan. Tetapi saat itu mereka menjadikannya latar depan. Mungkin mereka membayangkan pepohonan itu menjadi penonton mereka.

Penonton yang banyak menambah semangat saat mereka tampil.

Pepohonan itu memang layak menjadi penikmat penampilan mereka. Pepohonan itu berdiri rapat. Seakan tidak ada celah. Itu menandakan jumlah penonton sangat banyak. Kesuksesan penampilan bisa diukur dari jumlah penonton. Semakin banyak penonton semakin sukses suatu penampilan. 

Bisa jadi semangat kehidupan pepohonan yang sehat dan damai itu menjadi inspirasi mereka dalam menampilkan suatu karya. Sebelum tampil mereka sendiri harus sehat dan damai. Dengan suasana seperti itu, mereka akan tampil dan memancarkan energi kedamaian. Penonton bisa menikmati penampilan mereka.

Saat mereka berlatih di sore yang cerah itu, tidak terlihat seorang guru yang mendampingi mereka. Meskipun demikian kegiatan mereka tampak terorganisir. Ada sebagian Murid yang dijadikan pemimpin untuk mengatur kegiatan itu. Pembelajaran untuk melatih kemandirian sedang berproses saat itu. Kemandirian merupakan satu di antara delapan Dimensi Profil Lulusan.(aa)