Aktivator Kolaborator

Sabtu, 06 September 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 50 Kali

Tatapan mata guru-guru ini tertuju kepada murid-murid di lapangan upacara sekolah. Pandangan mereka serius. Seakan tanpa kedip. Mereka memperhatikan penampilan para murid yang sedang menampilkan keterampilan. 

Berbagai keterampilan ditunjukkan. Ada individu dan kelompok. Kebanyakan para murid menampilkan hobi secara individu. Mereka mewakili Rombongan Belajar (Rombel) masing-masing. Para wakil dipilih secara aklamasi.

Tidak ada pemungutan suara. Tidak perlu iklan untuk menjadi wakil. Kampanye juga tidak diperlukan. Keterwakilan mereka cukup sederhana. Tidak memerlukan biaya. Gratis.

Dasar untuk menjadi wakil adalah hobi. Hobi merupakan kegiatan yang disukai setiap murid. Hobi mereka berbeda-beda. Hobi tumbuh secara sukarela. Secara alami. Saat penampilan dilakukan atas dasar kesenangan, para murid berusaha memberikan hiburan yang terbaik.

Penampilan yang diupayakan dengan sungguh-sungguh memancarkan pesan yang tulus. Pesan itu bisa dirasakan oleh penonton. Selain murid-murid, para guru juga sebagai penonton. Mereka duduk di bangku-bangku panjang. Mereka melakukan peran yang berbeda saat itu. 

Biasanya mereka tampil di depan kelas. Mereka menjadi sorotan murid. Menjadi pusat perhatian. Gerak-gerik mereka direkam para murid dalam kesan. Setiap murid memiliki kesan tertentu terhadap masing-masing guru.

Saat itu, murid menjadi pusat perhatian. Para guru merekam penampilan mereka dengan berbagai kesan. Kesan itu tidak direkam dengan catatan di atas kertas. Kesan itu disimpan dalam hati masing-masing guru. 

Peran para guru saat itu sebagai aktivator. Mereka ingin memastikan para murid aktif. Guru, wali kelas, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, dan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) menumbuhkan semangat kolaborasi. Saat itu, guru berperan sebagai kolaborator. Mereka sedang melaksanakan peran baru guru sebagai aktivator dan kolaborator.(aa)