SMA Negeri 8 Balikpapan

Jl. AMD Gunung Empat RT. 14

Unggul, Asri, dan Kreatif

Harus Siap

Minggu, 08 Juni 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 208 Kali

Hampir tidak ada kendala dalam pelaksanaan Sholat Idul Adha di taman kampus itu. Dari awal sampai akhir prosesnya lancar. Saat Imam dan Khotibnya akan pamit, pertanyaan mulai muncul. Hari itu hari Jumat. Bukan hari libur. Kegiatan di hari itu berjalan seperti hari-hari biasa. Di kampus, proses pembelajaran juga normal. Tidak ada ciri tertentu bahwa hari itu bertepatan dengan Idul Adha.

Apakah perlu dilaksanakan sholat Jumat di hari itu?

Sebenarnya tidak ada kesulitan untuk melaksanakan sholat Jumat di hari itu. Tidak ada penyembelihan hewan kurban. Pengurus masjid tidak disibukkan dengan pembagian daging kurban. Tempat Sholat Jumat di masjid di pojok taman itu juga siap.

Masjid itu tidak memiliki kubah. Dari jauh masjid itu seperti rumah di Kalimantan. Seperti rumah panggung. Dindingnya terbuat dari kayu. Bentuk bangunannya seperti huruf L. Bangunan utama digunakan untuk sholat. Ruang sholat dibagi dua. Bagian depan untuk laki-laki dan bagian belakang untuk perempuan. Kedua ruang itu dibatasi dengan tirai. Ruang sholat untuk laki-laki lebih luas.

Bagian sisi samping bangunan untuk kantor dan tempat berwudu. Tempat berwudunya berbeda dengan kebanyakan masjid di Indonesia. Di setiap kran ada tempat duduk yang bisa berputar. Tempat duduknya agak kecil tidak ada sandaran. Ada di dinding berbentuk U yang terbuat dari alumunium mengkilat di setiap kran. Kran air memiliki sumber air panas dan dingin. Kran panas dingin sudah menjadi standar di negeri Ausi. Suhu air cenderung dingin bahkan saat musim panas. 

Di masjid itu tidak ada penjaga masjid atau marbot. Ada pengurusnya, tetapi mereka tidak selalu siaga di masjid. Mereka kebanyakan mahasiswa di kampus itu. Mereka bisa pergi ke masjid jika tidak ada kegiatan kuliah. Pintu masjid itu diamankan dengan kunci digital. Sejumlah jamaah sudah diberitahu kode angka untuk membuka pintu.

Saat Idul Adha, mahasiswa dari Timur Tengah dan Asia selatan pulang kampung. Mereka biasanya mengelola kegiatan ibadah di masjid itu. Mereka biasanya menjadi Imam sholat Dhuhur, Ashar dan Khatib Sholat Jumat.

Hari itu hari Idul Adha dan bertepatan dengan hari Jumat. Sholat Jumat tetap dilaksanakan. Jamaahnya ada. Tetapi siapa yang akan bertindak sebagai Khatib. Mahasiswa dari Indonesia belum pernah menjadi Khatib. Jumlahnya cukup banyak. Ada puluhan mahasiswa dari Indonesia.

Indonesia dikenal dengan jumlah pemeluk Agama Islam terbanyak di dunia. Potensi itu seharusnya bisa digunakan untuk berperan dalam kegiatan ibadah di masjid kampus. Atas dasar itu, Khatib Sholat Idul Adha “menodong” mahasiswa Indonesia untuk menjadi Khatib Sholat Jumat siang itu. Sepertinya “perintah” itu tidak bisa ditolak. 

Khatib yang berasal dari Asia Selatan itu tidak sekedar meminta mahasiswa Indonesia menjadi Khatib, tetapi dia juga memberikan teks khutbah untuk dibaca Khatib. Seorang mahasiswa dari Balikpapan yang sudah senior menyatakan siap melaksanakan tugas. Mahasiswa Indonesia harus siap untuk menjadi Khatib di negeri orang.(aa)

Bersambung.

  1. TULISAN TERKAIT