Pembelajaran Bersejarah

Rabu, 05 Februari 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 142 Kali

Waktu istirahat pertama kurang dari 30 menit lagi. Pembelajaran di suatu kelas telah berlangsung lebih dari 60 menit. Umumnya, pada titik waktu seperti itu kurva proses pembelajaran mulai menurun. Waktu pembelajaran tersisa sepertiga. Laju proses pembelajaran mulai “direm” untuk bersiap menuju akhir pembelajaran.

Melihat kegiatan pembelajaran saat itu, tanda-tanda pembelajaran akan berakhir belum tampak. Peserta Didik (PD) seperti masih dalam puncak performa. Tenaga mereka masih prima. Mereka memperhatikan perintah guru dengan siaga. Mereka mengerjakan perintahnya seperti berlomba. Tidak dibiarkan waktu terbuang sia-sia. Semangat semua PD seperti api yang membara. Tidak jarang kegiatan mereka memunculkan tawa.

Tidak bisa dipungkiri, mereka belajar dengan bahagia.

Cara guru itu memimpin pembelajaran terlihat sederhana. Dia menggunakan perangkat yang ada. Strateginya bisa mewarnai suasana. Tidak menggunakan perangkat multimedia. Hanya ada selembar kertas berisi kata-kata. Yang dia lakukan membaca. PD hanya bersiap mendengarkan suara. 

Begitu memahami suara dari guru, mereka langsung bergegas menuju papan tulis. Mereka berebut menuliskan satu huruf. Huruf berikutnya akan ditulis PD yang lain. Begitu seterusnya, sampai huruf-huruf itu menjadi kata yang bermakna.

Kemudian guru Sejarah itu melihat apakah kata-kata di papan tulis itu sesuai dengan jawaban yang diharapkan. Saat guru menyebut jawaban yang benar, kelompok pemilik jawaban itu merayakan dengan penuh suka cita. Mereka mengangkat tangan sambil menyeru dengan kata-kata bahagia.

PD di kelas itu sedang belajar Sejarah. Sejarah sering diartikan sebagai ilmu tentang kejadian-kejadian yang sudah berlalu. Peristiwa yang cenderung sudah lama terjadi. Tetapi PD saat itu sedang belajar Sejarah dengan cara kekinian. Mereka juga membuat sejarah melalui belajar Sejarah dengan suasana seru.(aa)