Belajar Estafet

Sabtu, 15 Februari 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 153 Kali

Sekelompok Peserta Didik (PD) belajar dengan cara berbeda. Mereka tidak berada di ruang kelas. Mereka tidak menggunakan meja dan kursi. Mereka berdiri. Lokasinya di lobi. Seorang guru menemani. Dia duduk di kursi. Tugasnya memberikan instruksi. Penampilan PD dia amati.

Guru itu menyampaikan beberapa bagian yang harus ada dalam pembelajaran. PD bisa menangkap pesan itu dengan mudah. Tidak ada yang bertanya ulang apa yang harus mereka kerjakan. Sepertinya, guru itu sudah menyampaikannya sebelumnya. Saat itu tugas itu hanya disegarkan ulang.

Seorang ketua kelompok memulai pembelajaran. Dia mengenalkan dirinya sendiri. Kemudian dia menyampaikan paparan yang menjadi bagiannya. Tidak terlalu banyak yang disampaikan. Itu memang satu di antara strategi pembelajaran pagi itu. Materi pelajaran yang banyak dibagi-bagi kepada setiap anggota kelompok.

Anggota kelompok berikutnya melanjutkan paparan. Porsinya juga tidak terlalu banyak. Paparan disampaikan secara lisan. Dia menyampaikannya di depan gurunya. Guru itu mengamati dengan penuh perhatian. Jika ada sesuatu yang dianggap kurang, dia memberikan arahan.

Cara memberikan arahan pada kelompok kecil terlihat efektif. Guru dan PD berada pada posisi yang dekat. Informasi disampaikan kepada kelompok PD yang jumlahnya terbatas. Guru itu tidak perlu pengadaan media pengeras suara. Dia juga tidak perlu meninggikan suara agar didengar PD.

Paparan terus dilanjutkan sampai anggota kelompok yang terakhir. Dari paparan pertama sampai yang terakhir, materi pelajaran terdengar menjadi satu kesatuan. Walaupun setiap PD menyampaikan bagian yang sedikit, PD bisaemdapatkan bagian ilmu yang lebih banyak.

Dengan cara estafet menyampaikan ilmu, setiap PD melakukan pembelajaran yang lebih ringan. Meskipun demikian, semua anggota kelompok bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak. Mengerjakan sedikit bisa menghasilkan lebih banyak.(aa)