Tekad Bulat

Sabtu, 01 Maret 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 266 Kali

Dia tidak memanfaatkan peluang yang ada. Peluang itu diimpikan kebanyakan Peserta Didik (PD) Kelas XII. Tidak semua dari mereka bisa mendapatkannya. Hanya 40 persen PD mendapatkan kesempatan itu. Mereka disebut “eligible” atau memenuhi syarat. Mereka mendapatkan hak untuk mendaftar di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.

Dasar yang digunakan bagi PD untuk mendapatkan porsi 40 persen adalah nilai rapor. Nilai rata-rata dari Semester 1 sampai dengan 5 dijadikan patokan. Mereka yang masuk di kelompok ini memiliki hak untuk mendaftarkan diri di PTN yang diinginkan. Mereka tidak perlu mengikuti tes. Mereka akan diseleksi melalui Sistem Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

PD yang tidak masuk dalam kriteria 40 persen diberikan jalur lain yang bernama Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Mereka mengikuti tes melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Mereka perlu melakukan tes untuk beberapa bidang. Tempat pelaksanaan tes bisa dipilih di seluruh Indonesia.

PD yang satu ini mendapatkan hak untuk mengikuti seleksi masuk PTN berbasis prestasi. Berbasis nilai-nilai rapor. Tetapi, dia tidak memanfaatkannya. Peluang itu diberikan kepada teman lain yang belum masuk 40 persen. Dia tidak mengabaikan peluang itu. Dia memiliki rencana dan impian lain.

Dia ingin ikut seleksi sekolah kedinasan.

Dia memiliki keyakinan dia bisa sukses di sekolah kedinasan. Tidak hanya menginginkannya, dia memeperjuangkannya. Bimbingan belajar agar diterima di sekolah kedinasan diikutinya. Bahkan dia memulainya sejak tahun lalu. Uji coba untuk mengetahui kemampuannya sudah dia lakukan. Dia mendapatkan nilai 8 dari 10. Di

konversi dengan nilai kelulusan minimal di sekolah kedinasan, nilainya sudah masuk standar. 

Meskipun demikian dia ingin memiliki target nilai di atas itu. Di atas nilai minimal. Dia terus mengikuti bimbingan belajar sampai waktu seleksi tiba. Keyakinannya kuat. Tekadnya bulat. Usahanya penuh semangat. Tidak tampak di wajahnya rasa penat. Dia juga menjadikan doa sebagai “obat”. Untuk meraih impiannya yang semakin dekat.(aa)