Kebinekaan Ceria

Minggu, 06 Oktober 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 254 Kali

Suasana kelas saat itu meriah. Semua Peserta Didik (PD) bersemangat. Mereka mengungkapkan jati diri mereka. Jati diri yang mereka ketahui dan syukuri. Mereka tidak bisa mengubah faktanya.

Bu Una, seorang guru Sosiologi, memimpin Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dimensi yang dikembangkan Berkebinekaan Global. Elemen dan Sub Elemen, masing-masing: mengenal dan menghargai budaya, dan mendalami budaya dan identitas budaya.

Satu di antara PD diminta membantu untuk menuliskan data di papan tulis. Beberapa nama suku di Indonesia ditulis di papan tulis. Setiap PD diminta melaporkan sukunya. Nama-nama PD ditulis sesuai kolom suku. Perlu dua papan tulis untuk menuliskannya.

Setiap PD seperti tidak sabar menunggu giliran agar sukunya ditulis. Mereka berebut angkat tangan. Mereka meminta namanya segera dituliskan. Penulis tampak kewalahan, yang mana didahulukan. Suasana menjadi meriah. Masing-masing tidak mau mengalah.

Melihat suasana seperti itu, guru itu membantu “mengamankan” suasana. Tetapi, suasana dipertahankan tetap hidup. Tetap dalam suasana gembira. Hanya untuk memastikan setiap PD dicatat datanya. 

Kebanggaan PD terlihat saat mereka menyampaikan jati dirinya. Tidak ada PD terlihat malu mengungkapkan identitasnya. Wajah mereka memancarkan kebahagiaan. Senyum dan tawa alami terlihat jelas di raut muka mereka. Walaupun ada beberapa suku tercatat menonjol dalam jumlah, tidak ada suku dianggap mayoritas dan minoritas.

Kebinekaan merupakan fakta yang tidak bisa dihindarkan. Tidak bisa dipungkiri. Dia harus diterima dengan ceria tanpa mencela. Mensyukurinya menjadikan damai dalam hati.(aa)