Menjadi Jelas

Selasa, 07 Januari 2025 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 69 Kali

Di suatu kelas, ada kejadian penting. Dianggap penting karena kejadian itu tidak terjadi setiap hari. Ada tiga pihak bertemu saat itu. Seorang Peserta Didik (PD), Ibundanya, dan Wali Kelas.

Mereka bertemu dalam rangka penyampaian Laporan Hasil Belajar PD (LHBPD). Dalam pertemuan itu ada dua pihak utama yang saling ingin tahu. Orang tua ingin mengetahui laporan hasil belajar anaknya. Orang tua juga ingin mendapatkan informasi tambahan. Tidak hanya laporan tertulis, orang tua juga ingin laporan lisan. 

Laporan tentang kesulitan belajar PD yang tidak tertulis di LHBPD. Bagaimana PD bertingkah laku selama di kelas? Apa kebiasaan PD dalam bergaul dengan teman-temannya? Apa catatan khusus dalam pembelajaran PD di kelas?

Pertanyaan-pertanyaan lain bisa saja muncul. Sesuai dengan keingintahuan orang tua. 

Meskipun demikian, ada orang tua yang tidak menyampaikan pertanyaan. Mungkin anaknya memang tidak mengalami kesulitan belajar. Atau orang tua sedang dalam keadaan terburu-buru. Bisa jadi ada anak yang lain menunggu kehadirannya di sekolah lain. Mereka hanya mendengarkan informasi dari Wali Kelas.

Pada saat itu juga Wali Kelas ingin menyampaikan laporan tambahan secara lisan. Tidak semua laporan disampaikan secara tertulis. Ada hal khusus perlu disampaikan oleh Wali Kelas. 

Dia ingin menyampaikannya pada pertemuan itu. Pertemuan yang diadakan setidaknya satu kali dalam satu semester. Pertemuan yang langka dan berharga. Pertemuan yang ditunggu olehnya.

Orang tua dan Wali Kelas sama-sama mengharapkan pertemuan itu. PD menjadi saksi pertemuan itu. Tidak hanya menjadi saksi, tetapi PD juga diminta berpartisipasi dalam menyampaikan permasalahannya. Dengan diskusi kecil itu, diharapkan semua pihak menjadi terbuka. Semuanya bisa menjadi jelas.(aa)