Saksi Ilmu
Minggu,
03 Nopember 2024
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 76 Kali
Pepohonan di halaman depan sekolah berdiri kokoh. Mereka memayungi halaman sekolah dengan ranting dan daun-daun. Angin sesekali menghampiri lokasi. Suasana sejuk menghiasi pagi itu.
Seorang Guru memimpin pembelajaran di halaman depan sekolah. Peserta Didik (PD) duduk berdiferensiasi di lantai sebuah gazebo. Posisi duduk mereka tidak diatur. Mereka tampak asyik melaksanakan pembelajaran. Buku tulis menjadi pendukung kegiatan. Tanpa meja tulis, mereka tetap belajar secara minimalis
Meskipun demikian, pembelajaran mereka menjadi maksimalis. Suasana belajar didukung dengan ruang kelas tanpa pembatas dinding. Sisi kiri, kanan, dan belakang tanpa penghalang. PD memiliki berbagai sudut untuk memandang. Itu bisa menghindarkan rasa bosan. Posisi yang biasanya di satu tempat duduk saja, PD bisa duduk dengan cara beda.
Bagi PD dengan usia yang masih muda, duduk di lantai tidak terlalu menjadi masalah. Lantai itu tidak beralas sama sekali. Cara duduk seperti itu tentu tidak cocok untuk orang yang sudah relatif tua. Itu akan menyiksa mereka. Umumnya, PD muda bisa duduk dengan cara lesehan.
Tentu saja, jika ada PD yang memiliki masalah di lantai, dia bisa meyesuaikan dan memberitahukan keadaannya kepada guru. Dia bisa sambil duduk dan meletakkan kakinya di sisi luar lantai yang lebih rendah.
Menuntut ilmu dengan kelas terbuka seperti itu memberikan pengalaman berbeda kepada PD. Bisa dibayangkan betapa PD merasa tidak nyaman jika mereka selalu belajar di dalam kelas konvensional 18 Minggu berturut-turut dalam satu semester.
Pembelajaran kelas terbuka dan PD duduk di lantai disaksikan oleh pepohonan, burung-burung, dan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua bisa menjadi saksi bahwa PD sedang menuntut ilmu bersama seorang guru. Para saksi itu bisa mendoakan agar PD mendapatkan ilmu yang bermanfaat.(aa)