SMA Negeri 8 Balikpapan

Jl. AMD Gunung Empat RT. 14

Unggul, Asri, dan Kreatif

Jalan Buntu

Senin, 30 Desember 2024 ~ Oleh Administrator ~ Dilihat 110 Kali

Saat perjalanan dengan taksi, Alam sering melihat jam tangan. Apakah dia punya waktu yang cukup untuk sampai di bandara. Jaraknya dari Terminal  Bus Miri sejauh 12 kilometer. Waktu tempuh normal selama 15 menit. 

Bagi Alam taksi itu terasa lambat. Dia ingin pengemudinya mempercepat laju taksinya. Tetapi itu tidak bisa. Jalan menuju bandara mulai padat.

Kekuatiran Alam sirna. Taksi itu membawanya ke bandara Miri dengan lancar. Dia sampai di bandara sesuai jadwal.

Check in lancar. Alam menunggu di ruang tunggu. Menunggu penerbangan langsung ke Pontianak. Dia duduk di dekat monitor televisi yang menayangkan jadwal penerbangan. Dengan demikian dia bisa memantau jadwal penerbangan. 

Sebentar-sebentar Alam memantau jadwal penerbangan di televisi. Tulisan di televisi sepertinya tidak berubah. Masih waktu check in. Aman. Dia tidak begitu memperhatikan pengumuman melalui pengeras suara. Pembaca pengumumannya kurang menarik. Kurang jelas. Alam tetap berpatokan pada layar televisi.

Ruang tunggu mulai sepi. Ruang tunggu itu hanya untuk satu “gate”. Sepertinya tidak ada ruang tunggu lain. Alam tidak menyadari sepinya ruang tunggu. Dia asyik dengan telepon genggamnya.

Tiba-tiba nama Alam dipanggil lewat pengeras suara.

Alam merasa “gede rasa” alias GR mendengar namanya dipanggil. Dia mendatangi meja petugas. 

Seorang petugas mengantarnya ke arah pesawat Wing Air parkir. Alam merasa semakin GR ada petugas mengantarnya. Petugasnya seorang wanita cantik lagi. 

Sampai di pintu menuju pesawat, petugas itu melaporkan ke petugas lainnya bahwa masih ada satu penumpang yang akan naik pesawat. Petugas yang lain itu memberi isyarat, tidak bisa. Pesawat itu sudah mulai bergerak mundur. Tidak mungkin lagi menaikkan penumpang.

Alam tertinggal pesawat. 

Alam tidak mendengar pengumuman keberangkatan. Dia asyik main HP. Dia terlambat.

Hari mulai gelap. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Petugas itu memohon maaf dan mengantarkan Alam ke ruang tunggu keberangkatan. Dia kemudian duduk di kursi tunggu. Dia menghibur diri dengan berkata dalam hati, "Tenang Alam.”

Walaupun diminta tenang, kaki Alam terasa lemas. Apa yang harus dia lakukan. Dia tidak punya cukup uang untuk menginap dan membeli tiket ke Pontianak. Apa boleh dia tidur di bandara itu? 

Bersambung.

 

  1. TULISAN TERKAIT
...

Drs. Ali Arham, M.Pd

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahi robbil alamin kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah…

Selengkapnya

KATEGORI